Preloader
  • By Publikasi
  • January 20, 2025

Sosialisasi Pencegahan Demam Berdarah dan Edukasi Manfaat Sediaan Spray Antinyamuk dari Minyak Atsiri Sereh Wangi sebagai Repellent kepada Siswa-Siswi SMP Saraswati 1 Denpasar

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia (Broto et al., 2021). Penyebaran penyakit ini terutama terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina (Aritonang and Carolina, 2017). Selain itu, nyamuk Aedes albopictus dan Aedes scutellaris juga dapat menjadi vektor penularan DBD meskipun peran utamanya masih dipegang oleh Aedes aegypti (Pohan et al., 2014; Sonya et al., 2021).

Di Indonesia, pada tahun 2021 tercatat sebanyak 51.048 kasus DBD, dengan jumlah kematian mencapai 472 kasus. Kasus DBD paling banyak terjadi pada kelompok usia 15–44 tahun, yang mencakup 31,54% dari total kasus. Golongan usia kedua yang paling rentan adalah anak-anak usia 5–14 tahun, dengan persentase kasus sebesar 30,46% (Kemenkes, 2021). Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2021, terdapat 73.518 kasus dengan jumlah kematian 705 orang, sementara pada 2022 kasus meningkat menjadi 131.265 dengan 1.183 kematian. Pada periode Januari hingga Juli 2023, tercatat sebanyak 42.690 kasus DBD dengan 317 kematian (Supanji, 2023). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Kota Denpasar mencatat jumlah kasus DBD tertinggi pada tiga bulan pertama 2023, yakni sebanyak 781 kasus, diikuti oleh Kabupaten Buleleng dengan 369 kasus, Badung 305 kasus, Klungkung 231 kasus, Jembrana 210 kasus, Gianyar 196 kasus, Karangasem 156 kasus, Tabanan 154 kasus, dan Bangli 67 kasus (Muliantari, 2023).

SMP Saraswati 1 Denpasar terletak di Jl. Kamboja No. 11a Denpasar, Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, provinsi BaliIndonesia. Siswa-siswi SMP memiliki rentang usia dengan kategori kedua paling sering terkena DBD, sehingga perlu dilakukan sosialisasi untuk mencegah penyakit DBD di Sekolah Menengah Pertama (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2017).

Penggunaan antinyamuk tipe repellent merupakan salah satu cara efektif dalam pencegahan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Produk antinyamuk di pasaran banyak mengandung bahan aktif seperti DEET (N,N-dietil-meta-toluamid), diclorovinil dimethyl phospat (DDP), malathion, dan parathion (Broto et al., 2021). Senyawa DEET merupakan senyawa hidrokarbon terhalogenasi, memiliki waktu paruh eliminasi yang panjang dan berpotensi toksik (Aritonang and Carolina, 2017) Penggunaan DEET dalam konsentrasi tinggi sering dilaporkan menyebabkan efek samping berupa hipersensitivitas, iritasi, dan urtikaria. Dalam pemakaian berulang dan jangka panjang, DEET yang terserap melalui kulit dapat mengakibatkan toksisitas sistemik, resistensi pada organisme target serta dampak negatif terhadap keseimbangan lingkungan karena adanya residu berbahaya (Katadil et al., 2015; Rusmartinni et al., 2018). Pendekatan alternatif untuk mengurangi efek toksik dari insektisida kimiawi adalah dengan memanfaatkan insektisida berbasis bahan alam yang cenderung memiliki efek samping minimal. Senyawa penyusun dari minyak sereh wangi biasanya mencapai 30 hingga  40  jenis  senyawa  kimia  seperti  golongan  hidrokarbon,  alkohol,  ester,  keton,  aldehid, terpen  dan  oksida  lakton,  dengan  kandungan  utamanya  sitronelal,  sitronelol  dan  geraniol (Kusumawardhani et al., 2022). Telah dilakukan Pengabdian Masyarakat mengenai Sosialisasi Pencegahan Demam Berdarah dan Edukasi Manfaat Sediaan Spray Antinyamuk dari Minyak Atsiri Sereh Wangi sebagai Repellent kepada Siswa-Siswi SMP Saraswati 1 Denpasar pada hari Sabtu Tanggal 18 Januari 2025 pukul 09.00 WITA, di SMP Saraswati 1 Denpasar. Ketua Pelaksana (apt. I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani, S.Farm., M.Si.) sekaligus sebagai pembicara dalam kegiatan pengabdian masyarakat melakukan sosialisasi pencegahan demam berdarah dan edukasi manfaat sediaan spray antinyamuk sebagai repellentberbahan dasar herbal dari minyak atsiri sereh wangi. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini melibatkan tim dosen dari Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar diantaranya Dr. apt. Ketut Agus Adrianta, S.Farm., M.biomed, apt. Ni Nyoman Wahyu Udayani, S.Farm., M.Sc. dan ⁠apt. Ni Made Dharma Shantini Suena, M.Sc. Dalam pengabdian ini juga melibatkan mahasiswa dari Prodi S1 Farmasi dan D3 Farmasi dengan total 4 mahasiswa. Kegiatan pengabdian juga diisi dengan simulasi pembuatan spray antinyamuk. Selama kegiatan berlangsung, peserta yang merupakan siswa-siswi SMP sangat antusias mengikuti kegiatan. Peserta berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut dengan produk kesehatan lainnya.

Publikasi

previous post next post
frequently Asked Questions

Pertanyaan Fakultas Farmasi

beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar Fakultas Farmasi UNMAS Denpasar.

1. Prodi Sarjana Farmasi (S1 Farmasi).
Durasi : 4 tahun
2. Prodi Diploma 3 Farmasi (D3 Farmasi).
Durasi : 3 tahun

• Peneliti dan Pengembang Obat
• Asisten Apoteker
• Tenaga Farmasi di Rumah Sakit
• Staf Administrasi Farmasi
• Industri Farmasi (Produksi dan Quality Control)

PMKA (jalur Prestasi, Minat dan Kemampuan Akademik)
JPPA (Jalur Penelusuran Potensi Akademik)
JPANA (Jalur Prestasi Akademik dan Non Akademik)
Reguler

Untuk rincian biaya bisa kunjungi SPMB UNMAS

Yang dibayarkan 1 kali selama masa studi yaitu
Ganesha Maba & Pengembangan Institusi

Sosial Media

kami berbagi berbagai informasi terkait acara fakultas, prestasi mahasiswa, serta berita terkini yang relevan dengan bidang studi farmasi.

Info Kontak

©2024 IT-Farmasi I All Rights Reserved