Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer dan Obat Kumur Berbahan Herbal untuk peserta didik Kelas XI SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar telah terlaksana pada Selasa dan Sabtu, 24 dan 28 Mei 2022 secara luring di Ruang Pertemuan dan Ruang Laboratorium Farmasetika SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar. Jumlah peserta yang hadir 22 orang dari 20 orang peserta target, ini menunjukkan antusias peserta sangat tinggi untuk mengikuti kegiatan. Sebagian besar peserta (90,9%) berjenis kelamin perempuan dengan umur rata-rata 16 tahun. Remaja pada usia ini (15-19 tahun) merupakan peringkat tiga kelompok umur dengan populasi tertinggi yakni mencapai 8,26% dari penduduk Indonesia (BPS, 2020). Remaja umur 16-18 tahun merupakan individu yang sudah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, energi dan emosi yang menggebu-gebu, sangat aktif bergaul dan membentuk kelompok sosial baru (Herlina, 2013). Kelompok umur ini sangat potensial menjadi agen penyebaran informasi kepada remaja seumuran.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat perekonomian masyarakat secara umum menurun. Disamping karena menurunnya pendapatan tetapi juga akibat pengeluaran tambahan untuk menjaga imunitas tubuh dan menerapkan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penularan Covid-19.

Salah satu kelompok masyarakat yang kena dampak dari berkepanjangannya pandemi Covid-19 adalah keluarga dari peserta didik SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar. Hal ini tercermin dari banyaknya peserta didik yang menunggak uang sekolah bulanan, yang jumlahnya bervariasi dari beberapa bulan sampai satu tahun. Kondisi ini tentu mengganggu kinerja sekolah karena dana untuk penyelenggaraan pendidikan berkurang tidak sesuai dengan rencana kerja dan anggaran sekolah.

Menanggapi situasi tersebut perlu dilakukan upaya untuk mengurangi biaya hidup masyarakat khususnya terkait dengan upaya peningkatan imunitas dan penerapan protokol kesehatan, sehingga dana yang sebelumnya dialokasikan untuk upaya menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh dan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dapat dialokasikan untuk pembayaran uang sekolah.

Kegiatan ini dilaksanakan dua tahap, tahap pertama adalah penjelasan tentang hand sanitizer dan obat kumur berbahan herbal, serta cara pembuatannya, dan tahap kedua adalah praktik pembuatan hand sanitizer dan obat kumur secara langsung. Tahap pertama dilaksanakan di Ruang Pertemuan SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar pada hari Selasa, 24 Mei 2022 yang dihadiri oleh 22 orang peserta dan 3 orang guru pendamping. Tahap kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Mei 2022 bertempat di Laboratorium Farmasetika SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar, yang dihadiri oleh 22 orang peserta dan 3 orang guru pendamping.

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan yang ditunjukkan dengan terjadi peningkatan signifikan pengetahuan peserta terkait materi pelatihan, dimana terjadi peningkatan rata-rata skor dari 68,9 (sebelum pelatihan) menjadi 97,3 (setelah pelatihan). Dimana peningkatan tertinggi terjadi pada pengetahuan terkait obat kumur dan manfaat masing-masing komponennya, yakni dari 64,1 (sebelum palatihan) menjadi 99,1 (setelah pelatihan), disusul dengan pengetahuan terkait metode penyarian infudasi, yakni dari 59,1 (sebelum pelatihan) menjadi 90,9 (setelah pelatihan), dan pengetahuan terkait hand sanitizer dan manfaat masing-masing komponennya, yakni dari 83,3 (sebelum pelatihan) menjadi 98,5 (setelah pelatihan).

Hasil uji normalitas data skor pengetahuan peserta menggunakan Shapiro-Wilk menunjukan data tidak terdistribusi normal (p<0,05), sehingga untuk mengetahui perbedaan skor pengetahuan peserta sebelum dan setelah pelatihan dilakukan uji non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil uji beda dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan skor pengetahuan peserta terkait pengetahuan terkait hand sanitizer dan manfaat masing-masing komponennya, pengetahuan terkait metode penyarian infudasi, pengetahuan terkait obat kumur dan manfaat masing-masing komponennya, serta pengetahuan secara keseluruhan sebelum dan setelah diberikan pelatihan berbeda bermakna (p<0,05). Hasil ini menunjukkan penyuluhan yang diberikan mampu meningkatkan tingkat pengetahuan peserta terkait hand sanitizer dan manfaat masing-masing komponennya, metode penyarian infudasi, serta obat kumur dan manfaat masing-masing komponennya.

Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan menunjukkan 100% peserta menyatakan pelatihan sangat bermanfaat, 90,9% peserta menyatakan durasi pelatihan sangat sesuai, 90,9% peserta menyatakan penjelasan yang diberikan sangat jelas; 90,9% peserta menyatakan tertarik dengan pengembangan obat berbahan herbal, dan sebagian besar peserta menginginkan kegiatan serupa dilanjutkan di masa yang akan datang.

Mengingat potensi tanaman obat yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar maka pemanfaatan tanaman untuk pengembangan obat berbahan alam perlu terus didorong khususnya kepada generasi muda sebagai pewaris kekayaan bumi Nusantara. Dengan demikian ketergantungan terhadap obat berbahan sintesis dapat dikurangi.